24 November 2015

MInyak bulus untuk payudara

Bulus banyak ditemukan di sungai kecil di kalimantan, dan suku dayak pada jaman dahulu menggunakan  minyak yang didapatkan dari mengeringkan daging bulus dibawah sinar matahari, tanpa pendidihan, tanpa memasak daging segarnya.

Penggunaan minyak bulus konon dapat membantu membesarkan dan mengencangkan payudara. Saya akan mengatakan bahwa konon adalah kata yang tidak tepat. Saya telah menggunakannya dalam waktu 4 minggu setiap malam tanpa absen. Saya menggunakannya menjelang tidur, mengusapkannya pada payudara, memijatnya dengan arah keatas. Setelah 4 minggu saya mengetahui bahwa ukuran bra saya yang sebelumnya 34C sekarang menjadi 34C.

Pada awal penggunaannya, memang payudara sering ngilu. Saya berpikir bahwa hal itu disebabkan karena PMS, tapi setalah saya perhatikan, posisi puting saya jadi agak naik. Selamat mencoba!

Minyak bulus diproduksi dengan dua cara, cara tradisional dan cara modern.

Cara tradisional dilakukan dengan menggambil lemak dari bulus lalu menjemurnya di bawah sinar matahari untuk mencairkan lemak menjadi minyak dan perlu diketahui bahwa cara pembuatan dengan cara ini membutuhkan waktu yang lama. Kadang penjemuran yang berulang-ulang membuat kadar air dalam minyak bisa mencapai nol.

 Saya membeli minyak bulus traditional di pontianak di toko souvenir yang sama-sama menjual pasak bumi serut. Saya baru menggunakannya sekali, dan efeknya sama saja. Saya beli dengan harga 60rb 50 ml sebotol. Teman saya membeli di daerah pantai di kota cilacap.

Cara modern dilakukan dengan mencairkan lemak dengan tungku dan sering ditambahkan pewangi sehingga kadang khasiatnya berkurang. Saya sih menggunakan minyak bulus yang diklaim diproduksi dengan cara modern dengan pemanasan tinggi sehingga mengurangi bau anyir, dan berkhasiat. Saya tidak membayangkan efeknya bagaimana bila menggunakan minyak bulus yang diproduksi tradisional.

Saya membeli minyak bulus modern melalui online shop lazada.

Minyak bulus tradisional memiliki endapan putih di dasar botol dan ketampakan minyaknya lebih keruh walau sama sama berwarna kuning kecoklatan, sedangkan minyak bulus modern memiliki warna kuning kecokelatan jernih.

Bau minyak bulus tradisional lebih anyir daripada minyak bulus modern, tapi tidak berbeda jauh.